Ciptakan Karakter dan Perilaku Positif Anak di Era Bullying

SD Muhammadiyah 26 berkolaborasi dengan Pengurus Ikwamm mengadakan kegiatan Parenting dalam acara Due Aksara yang bertempat di Multifunction Room, Grand City (Minggu, 18/12/22).

DUE PARENTING AT GRAND CITY MALL

Kegiatan parenting yang bertema “Gerakan Keluarga dan Sekolah Menyenangkan, Ciptakan Karakter dan Perilaku Positif Zero Perundungan” dengan pemateri Ibu Dita Amalia S.Sos, M.Psi yang merupakan salah satu wali murid (Bunda Ican kelas 3B). Menghadirkan pula para guru teladan yang patut dicontoh yaitu Bapak Saifuddin Zaini M.Pd I selaku Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya dan Drs. Moch Naim M.Pd selaku Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya sekaligus pengurus SD Muhammadiyah 26 Surabaya.

Kegiatan parenting ini merupakan salah satu program kerja Ikwamm yang bekerja sama dengan sekolah dengan dihadiri sekitar 500 peserta yang terdiri dari seluruh wali murid siswa siswi dari kelas 1 hingga kelas 6.

Dalam pemaparannya yang di moderator oleh Ibu Fitriyah, S.Pd, Ibu Dita menjelaskan perundungan atau bullying merupakan perilaku agresif yang dilakukan seseorang atau kelompok ke orang atau kelompok lain atas ketimpangan kuasa secara berulang atau terus-menerus. Orang tua dapat mendeteksi dini anak yang mengalami perundungan yang dengan mengetahui beberapa hal berikut :

  1. Luka yang tidak bisa dijelaskan.
  2. Pakaian, buku, gadget, atau barang-barang pribadi yang hilang atau rusak.
  3. Rasa sakit kepala, mual yang dilakukan secara pura-pura agar diijinkan pulang ke rumah.
  4. Perubahan pola makan, seperti tiba-tiba tidak mau makan (atau makan tidak dihabiskan), atau pulang ke sekolah dengan perut lapar karena dia tidak mau makan siang.
  5. Sulit tidur atau sering mimpi buruk.
  6. Nilai yang menurun, kurangnya perhatian dengan tugas atau pelajaran di sekolah, atau tidak mau pergi ke sekolah.
  7. Kehilangan teman-teman secara tiba-tiba atau menjauhkan diri dari lingkungan sosial.
  8. Merasa tidak berdaya atau kepercayaan diri yang rendah.
  9. Perilaku yang merugikan diri sendiri seperti pergi dari rumah, menyakiti diri sendiri, atau berbicara tentang keinginan untuk bunuh diri.

“Seorang anak yang dibully enggan melapor karena ada beberapa hal, merasa diabaikan laporan mereka dan tidak direspon, seseorang yang melapor malah disalahkan, masalah yang terjadi dianggap wajar, bukan apa-apa, dianggap gurauan yang tidak perlu ditanggapi serius. Oleh sebab itu, kita sebagai orang tua harus mendengarkan dengan seksama apabila anak kita melaporkan bahwa telah terjadi bullying pada dirinya meskipun hal sekecil karena dengan melapor anak bisa merasa nyaman dan terlindungi. Orang tua dan guru perlu bekerja sama untuk cegah dan atasi perundungan di rumah dan di sekolah.” ungkap Ibu Dita.

Respon yang sering ditunjukkan orang dewasa ketika melihat anak berperilaku tidak sesuai harapan (misbehave)-Perundungan dengan tidak menghukum dan membiarkannya bahkan menasehatinya pun masih kurang tepat. Maka kita sebagai orang tua juga harus menerapkan pengasuhan positif contohnya yaitu :

  • Pengasuhan berdasarkan kasih sayang, saling menghargai, membangun hubungan yang hangat serta menstimulasi tumbuh kembang anak.
  • Pengasuhan yang menggunakan pendekatan dengan mengedepankan penghargaan, pemenuhan dan perlindungan hak anak, serta kepentingan terbaik anak.
  • Upaya untuk memberikan lingkungan yang bersahabat dan ramah sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal, termasuk di Sekolah.

“Tidak hanya itu, pendekatan positif juga harus kita lakukan. Maksudnya adalah pendekatan yang memampukan seseorang / Anak untuk memahami dan mengontrol perilakunya dengan kesadaran, bertanggungjawab atas tindakannya dengan tetap menghormati diri sendiri dan orang lain. Upaya ini bertujuan untuk menumbuh kembangkan perilaku positif sepanjang hidup.” tambahnya.

Pendekatan disipilin positif misalnya mengakui dan menghargai upaya anak dengan tingkah laku mereka yang baik, konsisten, bimbingan yang tegas positif dan menghargai anak, anak mentaati aturan apabila mereka diajak berdiskusi dan meyetujui peraturan tersebut. Pengasuhan terbaik adalah keteladanan. (DK).

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *