sdmuh26sby.sch.id – Sebenarnya semua sekolah memiliki perbedaan tersendiri untuk membangun dan berlomba-lomba untuk menjadi sekolah kompeten. Edisi pembinaan kali ini dapat membuat para audience sangat bersemangat dan tersenyum lebar ketika selesai pembinaan, Sabtu (17/09/22).
Mengapa begini ??, pemateri kali ini sudah men-sounding para gukar M26 untuk menyampaikan keluhannya tapi, keluhan yang bersifat positif untuk kemajuan sekolah khususnya. Dari pihak sekolahpun harus menerima aspirasi ini dengan pemikiran yang maju ke depan membangun sekolah yang kompeten, maka kita bisa berpendapat dari keluhan, asalkan memberikan feedback positif dan membuat sekolah lebih maju.
Seperti yang dikatakan oleh Dr. M. Ridlwan, M.Pd., selaku Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah “Apabila salah satu karyawan yang menyampaikan aspiarasinya maka pihak sekolah harus menerima dan tidak menganggap aspirasi ini sebagai obrolan yang menjatuhkan sekolah, tetapi jadikan sebagai motivasi pembangun mutu sekolah serta berikan umpan balik yang positif”. Ujar beliau.
Warek I Universitas Muhammadiyah itu juga memberikan tips semangat untuk para guru dan karyawan yang dikutip dari Negara Jepang yaitu, Semangat Kaizen berlandaskan pada pandangan :
1. Hari ini harus lebih baik daripada kemarin, dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini.
2. Tidak boleh ada satu hari pun yang lewat tanpa perbaikan/ peningkatan.
3. Masalah yang timbul merupakan suatu kesempatan untuk melaksanakan perbaikan/ peningkatan.
4. Menghargai adanya perbaikan/ peningkatan meskipun kecil.
5. Perbaikan/ peningkatan tidak harus memerlukan investasi yang besar.
Beliau juga menyampaikan, Allah subhanahu wata’ala berfirman :
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al Mulk: 2)
Di situ tidak dikatakan siapakah yang paling baik amalannya. Namun dikatakan siapakah yang paling baik amalannya. Sehingga dituntut dalam beramal adalah kualitas (ikhlas dan sesuai tuntunan Nabi), bukan kuantitasnya. Maka dapat disimpulkan bahwa kita harus sering melakukan amal baik dengan memberikan yang terbaik dan yang terbaik akan mengasilkan sesuatu yang lebih baik. (Int)